Tentang kisah yang hidup lagi.......

Salah satu pembelajaran yang luar biasa dalam hidup saya adalah
ini: Apabila Anda hendak membuat sumbangan baru, Anda
harus membuat persiapan yang serba baru. Kendati setiap saya memulai segala halnya dengan ide yang masih minim, yang pernah saya lakukan, telah
memperkuat prinsip ini, ternyata amat mudah juga melupakannya.
Saya mulai berkomitmen untuk membuat suatu wadah bagi kaum akademisi untuk dapat memberikan solusi secara ilmiah, dengan pemikiran bahwa saya dapat mengandalkan proses pembelajaran
yang telah saya lalui sepanjang hidup saya, maupun pengajaran dan
penyajian konsultasi oleh sang guru, dan tinggal menuangkannya dengan mudah dalam wadah yang tepat. Pada saat itulah saya mengalami apa yang sering ditemukan oleh para pendaki, ketika mereka mendaki gunung: Saya sama sekali belum mencapai puncak yang sesungguhnya, dan baru mencapai puncak bukit yang hanya tampak pertama kali bagiku. Dari titik pandang yang yang lebih
luas dan lebih jelas, yang baru saja  tercapai dengan susah payah
ku, itupun bisa melihat hal-hal yang tadinya belum kami lihat yaitu hal-hal yang hanya bisaku lihat dengan kekurangan yang ada dan ternyata benar bahwa saya harus punya prinsip bahwa langkah seribu diawali dengan langkah pertama. Karena itu, saya arahkan tatapan ke gunung yang sesungguhnya" dan mulai pendakian baru. Aku mengalami lagi pengalaman seperti itu lusinan kali, dan
setiap kali kami merasa telah mencapai "puncak" dengan kata lain, setiap kali kami yakin bahwa akhirnya ide itu lahir aku dengan rendah hati harus menerima kenyataan bahwa baru mencapai tingkat pemahaman yang sangat kritis sifatnya, dan bahwa ada puncak lain di depan kami.Pendakian gunung yang paling hebat dan paling inspiratif dalam sejarah bukan merupakan kisah tentang prestasi pribadi, tetapi merupakan kisah tentang suatu kekuatan luar biasa, yang dimiliki oleh tim yang bersatu padu, berbakat, benar-benar siap dan yang berjanji terus setia satu sama lain, serta kokoh berpegang pada visi
bersama, sampai titik akhir. Kebanyakan tim pendaki yang bertekad untuk mendaki Gunung Everest tidak pernah mencapai puncaknya, dan hanya sedikit sekali yang berhasil. Karena satu atau lain sebab, kebanyakan individu atau tim pendaki, ketika diuji sampai batas ketahanan mereka oleh kondisi yang ekstrem, menyerah di tengah jalan, dan memilih atau dipaksa oleh keadaan untuk kembali pulang. Kisah di balik "pendakian selama lima tahun" untuk memulai langkah baruku. Kalau bukan karena keteguhan hati
dan komitmen kuat, kesabaran, dorongan, dan sumbangan yang
bersifat sinergis dari orang yang mendorong kebenaran yang membantu saya dalam ide
ini, referensi ini bukan hanya tidak akan menjadi seperti apa adanya
sekarang ini, tapi juga barangkali tidak akan pernah jadi sama sekali.

0 comments:

Post a Comment